Oktober 14, 2013

redup

seketika cahaya itu redup
seketika menghancurkan hatiku
seketika menhancurkan duniaku

cahaya yang selalu menerangi jalanku
dengan mudahnya kuberikan setruman
dua milyar voltase energi agar bisa menerangi jalanku
alih-alih dia meredup tersentak energi yang besar
tak tepat dan negatif

dia meredup hampir gulita
begitu juga aku gulita dan buta

dia sering meredup ketika ku memilih jalan ku
dan benderang menerangi jalan lain
namun aku tetap berjalan dijalanku
meskipun ia meredup
berharap menemukan kepingan voltase energi
positif dan tepat
yang mampu membuatnya benderang

meskipun entah kapan kepingan itu kudapatkan
mungkinkah sebelum redup itu masih ada
ataukah setelah redup itu menghilang

aku punya dua pilihan
sudikah kau tuhan, memeluk minpi-mimpiku
meskipun cahaya redup ini sudah enggan?
sudikah kau menutup seluruh jalan
sehingga aku enggan memilih jalan,
memilih diam,
ditemani cahaya redup
yang kemudian benderang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar