Juli 26, 2016

Sebuah panggilan bergandengan tangan

Pagi ini aku di bangunkan oleh sapaan dari pejuang di Bandung yg merespon informasi ttg kegiatan yg mungkin bs mereka kontribusi partisipasi yg sebelumnya kusampaikan via japri whatsapp. Sebuah kebiasaan share yang selalu ku lakukan ketika mendapat sebuah informasi gerakan.

Obrolan kami memanjang, kami sarapan filosofis tentang sebuah pekerjaan dan bagaimana manusia-mesin bekerja.
Entah dayung apa yg membuat komunikasi kami masih bersambut. Kami tertawa dan saling berbagi pandangan yg tentunya menginspirasi saya.

Tak hanya itu. Pejuang Medan pun, tetiba mengabarkan ku tentang gagalnya ia mendapatkan hal yg menjadi mimpinya. Cerita mengalir, dan ia mempercayakan apa yg menjadi gundahnya saat itu pada ku. Ia bercerita ttg keluh yg saat ini dihadapi di Medan. Berkali-kali ia menyampaikan padaku keinginannya untuk berhenti sejenak. Dan berulang-ulang kali pula ku sampaikan dan memohon jangan. Ku katakan padanya, selama ini aku terinspirasi dari mereka. Bahkan hingga gerak ku hari ini, ada perannya dan peran mereka dalam pergerakan yang ku lakukan. Ku sampaikan Bagaimana aku menangis bangga dan terinspirasi setiap kali mendengar kegiatan yg mereka lakukan, dan membaca tulisan quote  motivasi yg pernah dirangkum dalam tulisan seorang teman dari kota yg sama.

Dan saat ini, saat ku menuliskan ini. Alarm jadwal handphone ku berbunyi. Mengingatkan segmen twittalk #OJect. Sebuah segmen twittalk yg ku buat untuk para pejuang yg menginspirasi di belahan Indonesia. Alarm pengingat itu masih ada. Ingatan ku tertuju jelas pada sosok Pejuang Inspiratif lainnya dari kota Bandung yg pernah menjadi narasumber segmen tersebut, Al-fatihah ku kirimkan. Air mataku tak mampu ku bendung. Kabar lanjutan dr pejuang di hari ini yg ku dengar adalah tentang dirinya.

Danil saat ini terbaring lemah di Rumah Sakit, di Bandung. Kanker paru dan Jantung stadium 4. Aku mungkin tak terlalu sering bertemu dengannya. Namun kami cukup sering berbincang saling mengabarkan dan menginspirasi mengenai pergerakan yg kami lakukan di kota masing-masing melalui whatsapp dan sosial media. Ia cukup aktif membantu ku menyelesaikan pekerjaanku dgn menyampaikan rencana pergerakan di kotanya.

Mungkin ini maksud sang Maha Kuasa, yg menyambung silaturahmi Pejuang hari ini kepadaku meski aku sudah tak lagi menjadi bagian pengurus TurunTangan.
Mungkin Allah, meminta ku untuk menyambung kata.. menyampaikan agar kami semua bergandengantangan, turuntangan saling mendoakan dan mensuport semampu kami.

Danil. Lewat tulisan ini, ijinkan saya menyampaikan rasa Terimakasih karena kamu telah menjadi salah satu pejuang yg menginspirasi paling tidak untuk diri saya sendiri. Saya tau kamu juga mampu berjuang untuk sakit mu. Jadi, jangan kalah ya..
Kami tetap bergandengan tangan dan berdoa untuk mu..

Teman-teman Bantu kami kembalikan senyum Danil! Bantu ia melawan sakitnya.
Berikut info link yg saya ambil dari kitabisa.com untuk bs ikut membantu Danil
--------------------
Danil adalah sosok yang penuh optimis dan bersemangat dalam berkontribusi bagi masyarakat dengan keterlibatan aktifnya di gerakan Turun Tangan Bandung.

Namun saat ini Danil tengah dirawat di RS Rotinsulu Bandung,  berjuang melawan sakit paru-paru dan jantung. Biaya pengobatan yang besar membuat kondisi ekonominya terpukul. Danil saat ini bahkan sudah berhenti bekerja dan kuliah.

Danil tak seharusnya sendiri. Mari bantu Danil melawan sakitnya dengan donasi dan dukunganmu.

untuk donasi dan selengkapnya klik:
https://kitabisa.com/untukdanil
------

Terimakasih teman-teman,
Mari Bergandengantangan, erat disertai doa..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar