Mei 29, 2020

if you could see me now

I still look for your face in the crowd
Oh if you could see me now (Oh if you could see me now)
Would you stand in disgrace or take a bow?
Oh if you could see me now (Oh if you could see me now)


-if you could see me now lyrics, song by the script-

sebuah  lagu yang buat gue nangis tiap kali dengerin.
lagu ini cukup kena dalam bagian kehidupan gue.
cukup menggambarkan harapan gue beberapa tahun lalu saat punya impian jadi dikenal orang

dulu gue pernah malu punya nama fenty dan fam asnath. dimana anak2 kampung sekitar rumah gue gak ngerti bedanya asmat sama asnath. lalu mereka cuma ngeledek gue adalah bagian dr suku asmat itu yg gak pake baju. which is yang kalo gue pikir2 skrg gakpapa juga sih. sampai pada akhirnya mikir, gimana kalo set cita-cita jadi newscaster aja, dimana tv akan menuliskan nama gue lengkap beserta fam gue. gak akan ada yang malu. bahkan gue berdoa semoga ketika itu kesampaian bapak gue, dimanapun ia berada saat itu bisa tau kalo itu gue anaknya.dan kita akan ketemu. dan orang-orang yang menjauhi gue padahal gue saudaranya akan bangga menceritakan diri gue ada di tipi.

itu khayalan pertama gue, sedangkan khayalan kedua gue adalah berhasil masuk indonesian idol atau ajang bakat apapun itu yg kelak akan ada segmen dimana mereka kasih kejutan akan hadirkan bokap nyokap gue dibangku penonton.

sedxangkan beberapa kali menang lomba nyanyi nasyid antar masjid sampai tingkat kecamatan, lomba puisi sampe tingkat kotamadya, menjadi pemenang 20 terbaik sejakarta, hadiahnya bahkan bisa ajak orangtua jalan2 keliling kepulauan seribu. tapi ibu atau bapak gue gak ada disana, dibangku penonton, memberi tepukan dan teriak "thats my kid" even I know for sure doa doa mereka hadir ditiap keberhasilan gue bahkan hingga hari ini. bahkan yang nemenin gue jalan2 dr hadiah lomba gue itu adalah guru seni musik gue di sma. gue inget bagaimana beliau nyuapin gue makan ikan bakar dipinggir laut. terharu karena dia bukan orangtua gue tapi mau nyuapin gue dengan tangannya. dan terharu, mom, if you are here.


bu ibu, jangan terlalu banyak kerja lah. gue pribadi saat itu ingin sekali teriak.
"mah gak usah kerja, gue gak peduli sekolah dan gak peduli jadi orang miskin asal lo bisa nenmenin gue ngadepin semua ini gak sendirian"

tapi apapun itu,  

Would you call me a saint or a sinner?
Would you love me a loser or winner?

if you could see me now, im proud to be your kids.
Dear Mom and Dad!


Mei 26, 2020

aku sayang korona

sebuah kumpulan cerita
tentang korona dan beberapa sudut pandang lain
-----------------
tuhan
terimakasih korona datang
hari ini ibu menerima banyak bantuan
hari ini banyak orang baik
katanya sedekah menghilangkan musibah
kami jadi target penerimanya
tuhan,
korona jangan pergi dulu ya
sampai cukup uangku untuk bersedekah
dan keluargaku mampu terhindar dari musibah
tuhan,
terimakasih telah mengirim korona
hari ini ibu dan ayah bisa makan dirumah

_suarahati seorang anak dari  keluarga dhuafa_

-------------------
tuhan
terimakasih korona datang
lebaran ini,
tak hanya aku yang punya hari raya sendirian
aku merasa tak sendirian,
tuhan
aku mau video call ayah bunda di syurga, bisa?

_suara hati anak yatim piatu_


Tuhan,
terimakasih korona datang
aku betah dirumah
rumah terasa tenang
ayah banyak berdoa beberapa waktu ini,
tak ada suara pecahan gelas,
dan tangisan ibu. terakhir ku lihat ayah berdoa,
meminta agar ibu sehat dan lekas pulang kerumah dari tugasnya
aku baru tau, bahwa ayah juga ingin ibu sehat
padahal selama ini, aku selalu lihat ayah yang menyakiti ibu
tuhan, korona jangan pergi dulu ya
ibu jangan kembali dulu
aku takut ia kembali hanya untuk disakiti ayah

_suara hati anak korban kekerasan dalam keluarga_

--------------------
Tuhan,
terimakasih korona datang
aku senang tak harus bertemu rekan kerja, teman, tetangga dan semua saudara2 ku
untuk sementara aku tak mendengar
olok mereka pada tubuh gendut ku,
saran yang terlalu banyak pada jerawat di wajahku
dan olok mereka tentang kebodohan-kebodohan ku
dalam tiap pertemuan, dimana aku hanya jadi objek tertawa
tuhan korona terus ya,
masker ini membuat ku berasa normal

_suara hati seseorang yang sering mengalami diskriminasi_

------------------------

tuhan,
terimakasih korona datang,
pekerjaan ayah lebih ringan dari biasanya,
ditaman gak banyak sampah
ayah gak perlu nunggu sampai larut hanya untuk membuat taman lebih indah
kata ayah, gak ada orang yang dateng ke taman
 tuhan, kalo ayah gak kena korona, ayah mungkin bisa kena penyakit lain karena sampah itu.
jadi, koronanya agak lamaan dikit yah..
biar ayah lebih sehat..

_suara hati anak petugas ppsu/ob/pemulung_


-----------------------

tuhan,
ayah ku gak sendirian skarang
ada banyak orang yang berpakaian dan berperilaku seperti dia
muter-muter, bengong, baju jelek, kotor, ngomong sendirian
tuhan, aku gak lagi dikata-katain sebagai anak orang gila
kini banyak orangtua mereka juga gila
tuhan, aku sayang korona
makasih ya udah bikin mereka sama seperti ayahku

_suarahati anak  yang ayahnya hilang akal_

----------------------

tuhan,
makasih ya korona datang,
sekarang dagangan diwarung kopi ayah laku
soalnya  mereka gak punya banyak pilihan beli makanan ditempat lain
bersykur ayah konsisten berdagang dan makanannya gak dimahalin
teman-teman ku bisa makan makanan buatan ibu yang dijual ayah
dulu teman-teman gak mau dateng ke warung ayah
kata mereka warung ayah gak enak, karena gak ada tempat wifi dan tempat ngecas,

_suara hati anak kang dagang_

---------------------


terimakasih telah membaca. apa yang kamu syukuri dengan adanya korona hari ini?
teman-teman, dunia sedang berputar pada perannya di pandemic ini
boleh kita kasih mereka kesempatan untuk bersyukur dan bahagia?
terimakasih sudah jadi pejuang #diRumahAja dimanapun kalian berada
mari kita bersyukur bersama-sama